SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Hasil gambar untuk sistem penunjang keputusan

Konsep DSS

Dimulai akhir tahun 1960 dengan timesharing komputer yaitu untuk pertama kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis informasi. Istilah DSS diciptakan pada tahun 1971 oleh Anthony Gory dan Scott Morton untuk mengarahkan aplikasi komputer pada pengambilan keputusan manajemen.

Tujuan DSS

1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur. 
2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya. 
3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer. 

Prinsip Dasar DSS

1. Struktur masalah
Masalah yang terjadi sehubungan dengan perusahaan atau organisasi dapat dikategorikan dalam 3 sifat, yaitu masalah terstruktur, semi-terstruktur, dan tak terstruktur. Tetapi sulit untuk menemukan masalah yang sepenuhnya terstruktur atau sepenuhnya tak terstruktur. Sebagian besar bersifat semiterstruktur.

2. Dukungan Keputusan
DSS tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Penggunaan komputer dapat diterapkan pada bagian masalah yang terstruktur, tetapi manajer bertanggung jawab atas bagian masalah tak terstruktur melalui penerapan penilaian / intuisi dan melakukan analisis. Manajer dan komputer bekerja sama sebagai tim pemecahan masalah dalam memecahkan masalah yang berada pada area semi-terstruktur yang luas. 

3. Efektivitas Keputusan
Manfaat utama penggunaan DSS adalah menghasilkan keputusan yang lebih baik. Manajer mungkin saja menghabiskan waktu ekstra untuk “memperhalus” solusi hingga mencapai solusi optimum. (ketelitian meningkat seiring dengan banyaknya waktu yang dihabiskan dan usaha yang telah dilakukan). Manajer menggunakan pertimbangan dalam menentukan kapan suatu keputusan akan berkontribusi pada suatu solusi masalah.

KONSEP KEPUTUSAN

Keputusan-keputusan dibuat untuk memecahkan masalah. Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk memanfaatkan kesempatan. 

A. Jenis-Jenis Keputusan

1. Keputusan Terprogram
Keputusan terprogram memiliki sifat berulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terprogram terjadi dan dilakukan, terutama, pada manajemen tingkat bawah. Contoh : keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang. 

2. Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan tidak terprogram bersifat baru, tidak terstruktur, jarang konsekuen, tidak terjadi berulang-ulang, dan tidak selalu terjadi. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah tak terstruktur karena belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat dan struktur tepatnya tidak terlihat atau rumit, atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus. 
Keputusan tidak terprogram dilakukan oleh manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan ini tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia, biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan tidak terprogram ini.

B. Tahapan Pengambilan Keputusan

1. Kegiatan intelijen
Dalam kegiatan intelijen ini, manajer mengamati lingkungan untuk mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. Jika dihubungkan dengan pendekatan sistem, kegiatan intelijen berkaitan dengan langkah kita bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan menganalisis bagian-bagian sistem secara berurutan. 

2. Kegiatan Merancang
Dalam kegiatan merancang ini, manajer menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin. Jika dihubungkan dengan pendekatan sistem, kegiatan merancang Berhubungan dengan langkah kita dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai alternatif.

3. Kegiatan Memilih
Dalam kegiatan memilih ini, manajer memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa tindakan yang tersedia. jika dihubungkan dengan pendekatan sistem, kegiatan memili berkaitan dengan langkah kita untuk memilih solusi yang terbaik.

4. Kegiatan Menelaah
Dalam kegiatan menelaah ini, manajer menilai pilihan-pilihan yang lalu. Jika dihubungkan dengan pendekatan sistem, kegiatan menelaah berhubungan dengan langkah kita untuk menerapkan solusi yang telah dibuat dan menindaklanjutinya hingga selesai dampai akhir.

C. Komponen DSS

1. Dialog, komunikasi yang terjadi diantara para pengambil keputusan. 

2. Model, penyederhanaan dari masalah dan juga menggambarkan fenomena suatu kegiatan. Terdiri dari : 
a. Optimalisasi, model yang memilih solusi terbaik dari berbagai alternatif solusi yang tersedia. 
b. Statistik / Matematik, menggambarkan masalah dengan standar kuantifikasi yang ada. 
c. Financial, model untuk masalah-masalah

3. Database, kumpulan data komputer yang terintegrasi, diatur dan disimpan menurut cara tertentu sehingga mudah dalam hal pengambilan kembali. 

4. Data, kumpulan huruf atau angka yang belum diolah sehingga tidak memiliki arti.

D. Ciri dan Keuntungan DSS

1. Dapat menyelesaikan problem yang kompleks. 
2. Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya. 
3. Lebih cepat dengan hasil yang lebih baik (terutama dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi). 
4. Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman.
5. Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif. 
6. Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik. 
7. Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer.

source: Makalah SIM 13 - Sistem penunjang keputusan

0 Comments:

Posting Komentar